Beralih Ke Menstrual Cup – Selamanya.

Hey, there..!

So, pagi-pagi bangun dan terkaget karena lihat darah di celana dalam. Siapa yang reaksinya masih begini pas mens hari pertama? Mungkin cuma aku. 😀

Biasanya aku suka riweuh kalau hari pertama. Kali ini, aku mau share pengalaman pakai Menstrual Cup dari OrganiCup. Ini siklus keduaku, tapi aku udah yakin beralih dari pembalut ke mens cup!

Aku mulai tertarik pakai menstrual cup karena itu sesuatu yang beda. Setelah dua tahun berlalu – melewati fase hamil dan melahirkan- aku kembali nyari-nyari informasi tentang cawan spesial ini. Menstrual Cup adalah alternatif lain untuk menampung darah menstruasi. Dibandingkan dengan pembalut dan tampon yang medianya menyerap darah yang keluar dari vagina, cara kerja menstrual cup benar-benar sebagai penampung darah. Jadi tidak perlu khawatir bocor. Alasan lainnya mencoba menstrual cup adalah sampah. Banyak banget sampah pembalut sekali pakai yang kita pakai selama ini. Rata-rata pakai pembalut dalam 1 cycle 12 pcs x masa menstruasi perempuan, bisa mencapai 10,000 pcs. Dan pembalut tidak bisa didaur ulang. Pakai menstrual cup cuma beli sekali dan bisa digunakan selama 10 tahun. Alasan lain buat aku, selama pakai pembalut, di akhir menstruasi aku pasti gatal-gatal dan kalau gatal pasti ada bau tidak sedap.

pink menstrual cup in box
Photo by Vanessa Ramirez on Pexels.com

Menstrual cup ada banyak brand, yang sempat aku selidiki karena cukup terkenal, yaitu Diva cup. Kalau yang aku gunakan sekarang adalah OrganiCup. Ukuran cawan ada dua ukuran – Ukuran A/ Model 1 untuk yang belum melahirkan atau melahirkan secara Cesar, dan Ukuran B/ Model 2 untuk yang pernah melahirkan secara vaginal. Kalau kamu mau riset, carilah menstrual cup berbahan silikon atau rubber yang sudah BPA Free, bebas bahan kimia dan medical grade. Kenapa? Cawan ini akan dimasukkan ke dalam tubuh kita, jadi sterilisasi sangat penting.

Ngeri memang ya, kalau kita masukin benda ke dalam tubuh kita apalagi ke dalam organ intim. Saya yang udah bersuami dan beranak juga kadang merasa nervous masukin benda dengan diameter sebesar itu ke dalam vagina. Walaupun sebenarnya tidak perlu khawatir, karena vagina kita elastis – asalkan kita relax.

Aku sempet baca-baca komentar postingan di Instagram dan Youtube para influencers mengenai Menstrual Cup. Banyak sih yang ragu-ragu karena takut gak perawan lagi. Sekarang tergantung diri masing-masing, sih untuk memandang konsep keperawanan seperti apa.

Untuk pemakaian pertama, selalu disarankan untuk melakukan sterilisasi dengan merebus mens-cup dalam air mendidih 3-5 menit. Pastikan airnya cukup untuk merendam cawan keseluruhan.  Kebetulan aku punya panci yang gak dipakai jadi bisa dipakai khusus untuk si cawan ini.

Ada satu hal yang mungkin yang gak begitu nyaman bagi sebagian besar kawan, khusus di Bali. Umat Hindu menghormati Api, dan kompor setiap harinya diberikan sesajen sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa Api/ Surya. Nah, aku paham banget jika sebagian kawanku urung untuk beralih ke cawan karena alasan ini. 

Walhasil, aku pun merenung. Apakah solusi yang pas agar bisa makai mens-cup dengan tanpa rasa bersalah? Aha! Kalian tahu gak ada teko pemanas air listrik – tekonya dari plastik? Jaman kuliah aku masih pakai karena gak punya dispenser. LOL. Nah, aku pikir boleh juga ini teko diberdayakan sebagai alat sterilisasi alternatif tanpa masak.

Deg-degan abis plus penasaran dengan proses pemasangan. Aku cuci tangan dulu sebelum memasukkan mens cup. Lakukan dengan posisi mendukung misalnya jongkok, duduk di toilet atau menaikkan satu kaki. Kalau aku, posisi yang aku nyaman adalah berdiri  dan satu kaki di atas toilet. Tapi belakangan ini, malah lebih nyaman jongkok. Pokok’e sekarepmu, senyamanmulah!

Ada beberapa cara melipat cawan, yaitu punch down, c-fold and 7 fold.

fold

Aku coba ketiganya. Dan beberapa kali pasang-copot untuk ngerasain kenyamanan dan klik atau nggak. Sejauh ini aku nyaman C-Fold karena gampang mengembang di dalam saluran serviks. Cup yang dilipat ini akan mengembang di dalam saluran sana dan menutup saluran udara gitu. Jadi ini yang bikin menstruasi bebas bau tidak sedap.

Rasanya? Seperti tidak memakai apa-apa. Apakah ganjel? Ngga. Sakit? Ngga (asal rileks). Bocor? Nah. Malam pertama, aku mengalami kebocoran, ternyata posisi cup tidak mengembang sempurna, masih ada lekukan. Karena aku gak pede, aku tetap pasangin panty liner. Selain itu flow juga lagi deras-derasnya. Hari ke-2, aku belum menemukan cara lipat yang pas. Walhasil pakai pantyliner lagi deh. Hari ke-3 aku baru merasakan nyamannya karena aku baru tahu caranya untuk mengetes apakah posisi cup sudah benar atau tidak. Caranya mudah (dan aku gak ngeh ternyata udah dijelasin di video), yaitu meraba bagian luar cup, kalau ada lekukan berarti posisi kurang benar. Goalnya cup harus berbentuk bundar atau oval.  Ujung batang bisa ditarik-tarik kiri dan kanan, kalau ada yang narik berarti kurang lebih benar.

Melepas Mens Cup kurang lebih sama, hanya saja lebih hati-hati karena Cup sudah terisi. Caranya rileks dan tarik pelan batang ke kiri dan kanan. Setelah itu kamu tuang isi cup ke toilet, siram, lalu bersihkan cup dengan air mengalir dan sabun lembut, seperti sabun bayi atau organiwash.

Kesimpulan:

Tidak mudah memang beralih ke kebiasaan baru yang membutuhkan keberanian dalam diri. Ternyata ada hal lain yang aku pelajari setelah beralih. Aku jadi belajar tubuh sendiri, jadi tahu betapa vagina itu luar biasa (self cleansingnya itu loh). Awareness yang begini mestinya aku tahu sejak remaja. Aku jadi amat bangga jadi perempuan. Sungguh!

 

 

 

3 thoughts on “Beralih Ke Menstrual Cup – Selamanya.

  1. Saya juga pakai menscup, yang keluaran MoonCup. Udah 4 tahun nih pakai MoonCup. Kadang saat haid deras saya tandem pakai menstrual pad ukuran pantyliner. Stem bawahnya saya gunting habis untuk kenyamanan hehe. Dan Lipatan favorit saya selama ini punch down kayak tulip gitu, lucu. Emang ga berasa apa-apa mbok kalau lagi pakai menscup saya aja sampai lupa kalau lagi haid, sampai mau ngaturan banten atau mau sembahyang aja padahal lagi haid. Gawat lupa saking nyamannya ga berasa hahaha…
    Saya juga pernah pakai berenang di laut. Pas free dive ada sedikit air laut yang masuk ke menscupnya. Mungkin karena tekanan tinggi pas terjun dari dock ke laut 😃

    Like

    1. Waaw, aku blm pernah pake maen air. Hahaha. Tapi emang, skr ini kerasa banget bedanya. Gara2 nyaman, aku sampe promo ke mana krn aku ingin semua cewek merasakan. Tapi jalan masih panjang. Hahaha.

      Like

      1. Saya juga saking sukanya sama Menscup saya sebarkan luaskan ke murid-murid saya, ke volunteer-volunteer asing yang belum tau menscup haha, saya racunin mereka senang lho bisa tau ada menscup!

        Like

Leave a comment